Life is A Test and Trial.
Waktu SMA dulu, aku punya satu guru bahasa mandarin atau biasa kita panggil Lao shi di sekolah. Lao shi yang satu ini disela sela mengajar bahasa mandarin seringkali ngasih cerita tentang pelajaran hidup atau juga cerita tentang feng shui. Walaupun sampai saat ini bahasa mandarinku tetap nol besar, alias ga bisa bisa juga. hahahahaha... tapi ada satu cerita dari lao shi yang masih aku ingat sampai sekarang.
Then the story begins:
Di sebuah dahan pohon di tengah hutan, tinggallah sebuah keluarga burung. Keluarga burung tersebut terdiri dari seekor ibu burung dan tiga ekor anaknya (jangan tanya bapaknya kemana, aku juga ga tau). Setiap pagi si ibu burung selalu pergi dari sarangnya untuk mencari makanan untuk tiga ekor anaknya. Si anak-anak burung pun dengan sabar selalu menunggu ibunya pulang dan memberi mereka makan.
Suatu pagi, seperti biasanya, ibu burung terbang dari sangkar untuk mencari makan. Ditengah kesibukan si ibu burung mencari makan di bagian lain hutan, tiba-tiba ia melihat asap hitam yang sangat banyak dari kejauhan. Si ibu burung kaget, karena dia sadar bahwa asap itu berasal dari tengah hutan tempat dimana sarang dan anak-anaknya berada. Dia bertanya kepada penghuni hutan lain tentang apa yang terjadi. Penghuni hutan lain tampak tergesa gesa dan dengan panik berkata, "bagian tengah hutan kebakaran" para penghuni hutan di bagian tengah sedang sibuk menyelamatkan diri.
Ibu burung sangat terkejut dan panik. "Bagaimana dengan tiga ekor anakku" pikirnya. Ibu burung mencari akal untuk menyelamatkan anak-anaknya, namun tak satu pun cara di temukannya. Ia tidak mungkin menggendong anaknya seperti yang dilakukan ibu simpanse dan ibu orang utan. Dia juga tidak mungkin mengangkut anaknya dengan menggigit leher mereka seperti yang dilakukan ibu harimau dan ibu singa. Menyuruh anaknya berenang ke hulu sungai pun tidak mungkin.
"Apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan anak-anakku?" tangisnya. "Anak-anakku belum bisa terbang sendiri, sedangkan paruhku dan kaki-kakiku tidak bisa mengangkat mereka." Ditengah keputusasaanya, ibu burung hanya mampu memikirkan satu cara, dia harus menghentikan kebakaran hutan. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Tapi bagaimana caranya?
Ibu burung mulai berdoa agar kebakaran tidak semakin membesar tetapi si ibu burung pun sadar dia harus melakukan sesuatu. Dia mulai membawa air dengan paruhnya dan berusaha menyiram hutan yang kebakaran dengan air yang dibawa dari paruhnya itu. Kalian pasti bisa bayangkan air yang dibawa ibu burung dari danau dengan paruhnya tentu hanya beberapa tetes saja. Penduduk hutan lain mulai berkomentar bahwa usaha yang dilakukan ibu burung pasti hanya akan sia-sia saja. Logikanya bagaimana mungkin air hanya beberapa tetes itu bisa memadamkan kebakaran hutan yang sudah membesar.
Sang ibu burung pun tidak peduli dengan komentar-komentar kasihan yang dilontarkan penduduk hutan lainnya. Ia tidak menyerah, yang dia tahu dia harus menyelematkan anak-anaknya. Berulang kali ia membawa air dengan paruhnya, semakin banyak komentar penduduk hutan lainnya agar dia menyerah, semakin bersemangat ia membawa air dari danau ke hutan dengan paruhnya. Dia harus menyelamatkan tiga ekor anaknya yang belum bisa terbang itu, begitu pikirnya.
Disaat kebakaran semakin hebat dan hampir sampai didekat pohon tempat sarangnya berada, diiringi dengan tatapan kasihan para penduduk hutan lainnya, tiba-tiba saja hal-hal yang tidak disangka-sangka terjadi. Hujan turun. Awalnya hanya hujan kecil, rintik-rintik gerimis, namun lama-kelamaan hujan yang turun mulai lebat. Perlahan namun pasti kebakaran hutan pun mulai mengecil dan mengecil. Akhirnya kebakaran hutan pun padam berkat lebatnya hujan yang turun tanpa disangka-sangka.
Ibu burung sangat bahagia, ia terbang menuju sarangnya dan menemukan anak-anaknya sedang berteriak-teriak memanggilnya. Dia bersyukur karena tiga ekor anaknya masih selamat dan kebakaran belum sampai menyentuh pohon tempat mereka bersarang.
#TAMAT#
Well, I can say that this is one of my favorite story. Terkadang dalam kehidupan kita pun seringkali kita menghadapi apa yang dihadapi si ibu burung. Kita berada dalam situasi yang sangat sulit dan rasa-rasanya hampir saja kita menyerah. Terkadang kita merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Apapun yang kita lakukan seolah tidak ada titik temunya. Just there is no way out! Semuanya tidak sesuai dengan rencana yang sudah kita susun serapi mungkin. Tapi inget aja disaat-saat kayak gini, One thing you have to do is DON'T GIVE UP, tentunya juga KEEP PRAYING ya...
Karena mungkin aja jalan keluar yang kamu harap-harapkan datang disaat-saat yang hampir sudah tidak mungkin dengan cara yang tidak terduga. You have to believe that God will never put you in a situation that you can't handle. Intinya, sebagai muslim aku percaya bahwa "Allah ga mungkin menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya tersebut."
This life, my friends, is a test and trial. So many tribulations will happen to your life and that is totally normal. Namanya hidup ga mungkin kan selamanya seneng-seneng aja, ada saat-saatnya kita dihadapkan pada situasi yang bikin tidur tak nyenyak makan tak nikmat. hahahahahaaa...
Orang yang kita lihat di Medsos yang kayaknya hidupnya bahagia-bahagia aja pun pasti kenyataannya pun hidup mereka tidak selalu seindah postingan instagram mereka.
Lagian apa asiknya kalau hidup bahagia mulu, ga ada sedih-sedihnya. HAMBAR HIDUP LO BROOOH!! Masalah-masalah yang dateng ke kehidupan kita itu adalah pembelajaran personal yang paling berharga. You are being trained to be an emotionally and mentally strong person. Enjoy every process that happened to your life and be grateful always. Mungkin kamu memang harus menghadapi masalah kamu sekarang supaya nantinya kamu bisa "naik kelas" ke "kelas kehidupan" yang lebih baik.
"And every other disappointment that happened. They were actually more like guideposts that kept me on my path." -Lisa Kudrow-
Then the story begins:
Di sebuah dahan pohon di tengah hutan, tinggallah sebuah keluarga burung. Keluarga burung tersebut terdiri dari seekor ibu burung dan tiga ekor anaknya (jangan tanya bapaknya kemana, aku juga ga tau). Setiap pagi si ibu burung selalu pergi dari sarangnya untuk mencari makanan untuk tiga ekor anaknya. Si anak-anak burung pun dengan sabar selalu menunggu ibunya pulang dan memberi mereka makan.
Suatu pagi, seperti biasanya, ibu burung terbang dari sangkar untuk mencari makan. Ditengah kesibukan si ibu burung mencari makan di bagian lain hutan, tiba-tiba ia melihat asap hitam yang sangat banyak dari kejauhan. Si ibu burung kaget, karena dia sadar bahwa asap itu berasal dari tengah hutan tempat dimana sarang dan anak-anaknya berada. Dia bertanya kepada penghuni hutan lain tentang apa yang terjadi. Penghuni hutan lain tampak tergesa gesa dan dengan panik berkata, "bagian tengah hutan kebakaran" para penghuni hutan di bagian tengah sedang sibuk menyelamatkan diri.
Ibu burung sangat terkejut dan panik. "Bagaimana dengan tiga ekor anakku" pikirnya. Ibu burung mencari akal untuk menyelamatkan anak-anaknya, namun tak satu pun cara di temukannya. Ia tidak mungkin menggendong anaknya seperti yang dilakukan ibu simpanse dan ibu orang utan. Dia juga tidak mungkin mengangkut anaknya dengan menggigit leher mereka seperti yang dilakukan ibu harimau dan ibu singa. Menyuruh anaknya berenang ke hulu sungai pun tidak mungkin.
"Apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan anak-anakku?" tangisnya. "Anak-anakku belum bisa terbang sendiri, sedangkan paruhku dan kaki-kakiku tidak bisa mengangkat mereka." Ditengah keputusasaanya, ibu burung hanya mampu memikirkan satu cara, dia harus menghentikan kebakaran hutan. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Tapi bagaimana caranya?
Ibu burung mulai berdoa agar kebakaran tidak semakin membesar tetapi si ibu burung pun sadar dia harus melakukan sesuatu. Dia mulai membawa air dengan paruhnya dan berusaha menyiram hutan yang kebakaran dengan air yang dibawa dari paruhnya itu. Kalian pasti bisa bayangkan air yang dibawa ibu burung dari danau dengan paruhnya tentu hanya beberapa tetes saja. Penduduk hutan lain mulai berkomentar bahwa usaha yang dilakukan ibu burung pasti hanya akan sia-sia saja. Logikanya bagaimana mungkin air hanya beberapa tetes itu bisa memadamkan kebakaran hutan yang sudah membesar.
Sang ibu burung pun tidak peduli dengan komentar-komentar kasihan yang dilontarkan penduduk hutan lainnya. Ia tidak menyerah, yang dia tahu dia harus menyelematkan anak-anaknya. Berulang kali ia membawa air dengan paruhnya, semakin banyak komentar penduduk hutan lainnya agar dia menyerah, semakin bersemangat ia membawa air dari danau ke hutan dengan paruhnya. Dia harus menyelamatkan tiga ekor anaknya yang belum bisa terbang itu, begitu pikirnya.
Disaat kebakaran semakin hebat dan hampir sampai didekat pohon tempat sarangnya berada, diiringi dengan tatapan kasihan para penduduk hutan lainnya, tiba-tiba saja hal-hal yang tidak disangka-sangka terjadi. Hujan turun. Awalnya hanya hujan kecil, rintik-rintik gerimis, namun lama-kelamaan hujan yang turun mulai lebat. Perlahan namun pasti kebakaran hutan pun mulai mengecil dan mengecil. Akhirnya kebakaran hutan pun padam berkat lebatnya hujan yang turun tanpa disangka-sangka.
Ibu burung sangat bahagia, ia terbang menuju sarangnya dan menemukan anak-anaknya sedang berteriak-teriak memanggilnya. Dia bersyukur karena tiga ekor anaknya masih selamat dan kebakaran belum sampai menyentuh pohon tempat mereka bersarang.
#TAMAT#
Well, I can say that this is one of my favorite story. Terkadang dalam kehidupan kita pun seringkali kita menghadapi apa yang dihadapi si ibu burung. Kita berada dalam situasi yang sangat sulit dan rasa-rasanya hampir saja kita menyerah. Terkadang kita merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Apapun yang kita lakukan seolah tidak ada titik temunya. Just there is no way out! Semuanya tidak sesuai dengan rencana yang sudah kita susun serapi mungkin. Tapi inget aja disaat-saat kayak gini, One thing you have to do is DON'T GIVE UP, tentunya juga KEEP PRAYING ya...
Karena mungkin aja jalan keluar yang kamu harap-harapkan datang disaat-saat yang hampir sudah tidak mungkin dengan cara yang tidak terduga. You have to believe that God will never put you in a situation that you can't handle. Intinya, sebagai muslim aku percaya bahwa "Allah ga mungkin menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya tersebut."
This life, my friends, is a test and trial. So many tribulations will happen to your life and that is totally normal. Namanya hidup ga mungkin kan selamanya seneng-seneng aja, ada saat-saatnya kita dihadapkan pada situasi yang bikin tidur tak nyenyak makan tak nikmat. hahahahahaaa...
Orang yang kita lihat di Medsos yang kayaknya hidupnya bahagia-bahagia aja pun pasti kenyataannya pun hidup mereka tidak selalu seindah postingan instagram mereka.
Lagian apa asiknya kalau hidup bahagia mulu, ga ada sedih-sedihnya. HAMBAR HIDUP LO BROOOH!! Masalah-masalah yang dateng ke kehidupan kita itu adalah pembelajaran personal yang paling berharga. You are being trained to be an emotionally and mentally strong person. Enjoy every process that happened to your life and be grateful always. Mungkin kamu memang harus menghadapi masalah kamu sekarang supaya nantinya kamu bisa "naik kelas" ke "kelas kehidupan" yang lebih baik.
"And every other disappointment that happened. They were actually more like guideposts that kept me on my path." -Lisa Kudrow-
Komentar
Posting Komentar